Hersey dan Blanchard (1988)
mengajukan semacam formula bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dan tiga
komponen, yaitu pemimpin itu sendiri,
bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan.
Bertolak dan pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard
mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan
(k) merupakan suatu fungsi dan pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi
tertentu (s), yang dapat dinotasikan dalam
bentuk formula :
k = f (p, b, s).
Pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi
orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah
ditetapkan sesuai dengan
tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi
dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok
orang yang merupakan anggota dan
suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan
perintah atau tugas yang telah disepakati
bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan
bergantung kepada para pengikutnya
ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat mungkin.
Adapun situasi (s) adalah suatu keadaan di mana seorang
pimpinan berusaha pada
saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat
sekarang, karena memang situasinya telah
berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu
pimpinan, bawahan dan
situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat
keberhasilan kepemimpinan.
Selain Hersey dan Blanchard, para
ahli yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah Theodore J. Kowalski, Thomas J. Lasley II,
James W. Mahoney (2008). Ketiga ahli ini
memandang kepemimpinan dipengaruhi oleh tiga lingkaran variabel, yaitu
variabel individu, organisasi, dan
sosial. Seperti tampak pada gambar berikut:
Keputusan
tentu diambil oleh individu. Akan tetapi keputusan itu tidaklah murni
disebabkan oleh kehendak individu tersebut, tetapi ada pengaruh dari faktor
organisasi kemudian faktor sosial yang melikupi individu tersebut. Kowalski
dkk. (2008: 25-46) menguraikan faktor-faktor dalam tataran individu,
organisasi, dan sosial.
Pada
tataran individu, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan dan
keterampilan, karakteristik pribadi,
nilai-nilai yang diyakini, penyimpangan, dan gaya dalam membuat keputusan. Variabel
organisasi mencakup iklim dan budaya,
politik organisasi, ancaman dan resiko, Ketidak-pastian, kerancuan, dan pertikaian. Sedangkan yang mencakup variabel sosial adalah
kebutuhan resmi, meta –value, politik, dan ekonomi.
Dengan
pola dikotomi, berdasarkan formula Hersey dan Blanchard serta penjelasan yang dikemukakan Kowalski
dkk. di atas, penulis bisa membagi faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
menjadi dua faktor besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor-faktor yang muncul dari diri pemimpin, sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik bawahan dan
situasi. Termasuk didalamnya situasi organisasi dan sosial.
Posting Komentar